“Perlakukanlah sesama qt sebaik qt memperlakukan diri qt sendiri.”
Ketika perjalanan menuju Gunung Bunder, Cibatok, Bogor, ban motor q bocor. Terpaksalah q menuju tukang tambal ban. Karena proses penambalan cukup lama, q permisi kepada si tukang tambal untuk ke warung yang tidak jauh dari situ.
Selasa, 25 Oktober 2011
PAKAIAN PILIHAN ALLAH
Sahabat, seperti kita ketahui bersama bahwa manusia itu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, pasti menginginkan yang terbaik, malahan bagi segelintir orang mengusahakannya yang sesempurna mungkin.
HURAIRAH SI KUCING YANG MALANG
Sebenarnya cerita ini mungkin sudah pernah dibaca atau didengar oleh para sahabat, namun bagiku kisah ini sungguh mendalam sekali hikmahnya. Aku sendiri telah beberapa kali mendengar dan membacanya, namun tetap saja aku menitikkan air mata. Harapanku semoga sahabat bisa mengambil pelajaran berarti dari kisah ini.
Kamis, 13 Oktober 2011
NASEHATI DIRI
Sahabat, banyak orang sering memberi nasehat dan pandangan untuk satu tujuan yaitu ’agar dapat lebih baik’.
Baik itu dalam perjalanan hidup sehari-hari, usaha, maupun ibadah. Tetapi sayangnya, banyak diantara para pemberi nasehat dan pandangan tersebut, justru menganggap perkara tersebut sepele. Sementara bagi yang lainnya, tidak lebih dari sekedar tuntutan profesi, seperti para pemimpin, guru maupun ulama. Miris rasanya melihat kenyataan seperti itu. Apakah tidak takut kelak diminta pertanggung-jawaban di akhirat, atas segala ucapan, cetusan dan pikiran?
Benarlah bila pepatah mengatakan, ”Seperti lidah tak bertulang.” Mudahnya berucap, sulit untuk diuji kebenarannya.
Atau seperti peribahasa yang berbunyi ”Semut diseberang laut jelas terlihat, Gajah dipelupuk mata tidaklah tampak.” Kekurangan orang lebih dipedulikan, namun kekurangannya sendiri diabaikan.
Demikian juga dengan ’falsafah telunjuk’, yang artinya ”Janganlah mudah menunjuk dengan telunjukmu (menegur/menyalahkan orang lain), sementara empat jari yang lain jelas-jelas menunjuk padamu.”
Baik itu dalam perjalanan hidup sehari-hari, usaha, maupun ibadah. Tetapi sayangnya, banyak diantara para pemberi nasehat dan pandangan tersebut, justru menganggap perkara tersebut sepele. Sementara bagi yang lainnya, tidak lebih dari sekedar tuntutan profesi, seperti para pemimpin, guru maupun ulama. Miris rasanya melihat kenyataan seperti itu. Apakah tidak takut kelak diminta pertanggung-jawaban di akhirat, atas segala ucapan, cetusan dan pikiran?
Benarlah bila pepatah mengatakan, ”Seperti lidah tak bertulang.” Mudahnya berucap, sulit untuk diuji kebenarannya.
Atau seperti peribahasa yang berbunyi ”Semut diseberang laut jelas terlihat, Gajah dipelupuk mata tidaklah tampak.” Kekurangan orang lebih dipedulikan, namun kekurangannya sendiri diabaikan.
Demikian juga dengan ’falsafah telunjuk’, yang artinya ”Janganlah mudah menunjuk dengan telunjukmu (menegur/menyalahkan orang lain), sementara empat jari yang lain jelas-jelas menunjuk padamu.”
Kamis, 06 Oktober 2011
DZOLIM UNTUK BAHAGIA
Sahabat, masih ingatkah kalian tentang tulisan-ku yang berjudul ANTARA YANG TUA DAN YANG MUDA? Dimana seorang laki-laki paruh baya yang mengemudikan sebuah motor menyerempet motor seorang pemuda, namun pria paruh baya itu yang jatuh tertiban motornya sendiri. Setelah menyerempet dan jatuh justru ia marah-marah pada pemuda yang diserempetnya.
Sungguh lelucon yang sangat miris;
1. Sudah menyerempet
2. Justru ia yang jatuh
3. Tetapi malah marah-marah dan meninju pemuda yang diserempetnya.
Kisah berikut ini boleh dikatakan setali tiga uang dengan cerita diatas.
Sungguh lelucon yang sangat miris;
1. Sudah menyerempet
2. Justru ia yang jatuh
3. Tetapi malah marah-marah dan meninju pemuda yang diserempetnya.
Kisah berikut ini boleh dikatakan setali tiga uang dengan cerita diatas.
KESOMBONGAN IBADAH
Dikisahkan hiduplah seorang hamba Allah yang berusaha hidup dzuhud (menjauhi kehidupan duniawi, mendekatkan diri kepada Allah). Untuk menambah ke-khusyu-an ibadahnya, ia memilih untuk tinggal disebuah tempat yang sepi disebuah gunung. Beberapa waktu kemudian tumbuhlah sebuah pohon delima didekat tempat ia beribadah, disusul dengan keluarnya air dari sebuah mata-air. Dan dari keduanya itu memberi kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
PILIHAN HATI
Tadi
malam, cucu lelaki q yang baru lulus kuliah datang ke rumah, seperti biasa
kedatangannya untuk ’curhat’ (mencurahkan isi hati).
Kali ini
ia datang untuk menanyakan tentang dua wanita yang sedang ia dekati, sembari
menunjukkan foto dari keduanya itu dan berkata, ”Menurut umi, mana yang paling
baik untuk Fajar?”
Langganan:
Postingan (Atom)