Seperti perumpamaan membeli pakaian. Ketika kita ingin membeli pakaian, kriteria yang kita berikan umumnya, adalah:
1. Harga yang sesuai dengan kemampuan keuangan kita.
2. Model yang sesuai dengan selera.
3. Bahan yang nyaman dipakai.
4. Warna yang disukai.
5. Corak yang sesuai dengan keinginan.
Setelah pakaian tersebut telah memenuhi lima kriteria diatas, apakah langsung kita beli? Bagi yang cepat puas, pasti langsung membayar, tetapi tidak bagi yang teliti. Pakaian itu masih diperiksanya lagi, berarti masih ada kriteria tambahan lagi, seperti:
1. Jahitannya, rapih dan kuat.
2. Warna yang cerah dan tidak kusam.
3. Bahan yang tenunannya rata, tidak mudah koyak.
4. Penataan pakaian yang disetrika, tidak kusut.
Barulah setelah kriteria ini si teliti membeli pakaian tersebut.
Bisa jadi, sebuah pakaian yang telah melalui kriteria awal tidak lulus dikriteria berikutnya. Bahkan mungkin dikembalikan lagi dan memilih pakaian yang lainnya.
Perumpamaan diatas, sebenarnya erat kaitannya dengan kwalitas dan kwantitas diri kita masing-masing didepan mata Allah SWT. Pakaian disini diperumpamakan dengan diri kita sendiri. Lima kriteria awal dalam pemilihan pakaian (manusia) diatas, adalah:
1. Segala amal ibadah kita sebagai hamba, apakah memenuhi harga kita didepan Allah?
2. Segala sifat, sikap dan perilaku kita, apakah sesuai dengan model manusia yang Allah sukai?
3. Segala niat, semangat dan kemampuan kita, apakah cukup menjadi bahan yang nyaman 4. bagi Allah untuk ditempatkan di Firdaus?
4. Segala ucapan, cetusan dan olah pikir kita, apakah sesuai dengan warna yang Allah sukai?
5. Segala suasana hati kita, apakah sesuai dengan corak yang Allah ingini?
Apakah setelah lima kriteria ini, kita telah terpilih menjadi pakaian yang Allah sukai? Allah adalah pemilik Rahmat, Maha Mengetahui dan Maha Teliti. Allah kembali memeriksa pakaian yang sudah dipilih-Nya tadi dengan 4 kriteria lagi:
1. Ke-istiqomah-an yang kuat dan rapih dalam menjalankan amal dan ibadah.
2. Rasa bersyukur yang tidak pernah luntur.
3. Keimanan yang penuh kesabaran, tidak koyak oleh segala cobaan apapun.
4. Muhasabah (peningkatan kwalitas hamba yang shaleh) menjadi alat setrika yang melicinkan jalan menuju Firdaus.
Sahabat, walau dirasa sulit untuk menjadi ”Pakaian Kesukaan Allah”, tetapi marilah kita bersama-sama terus menerus berusaha tanpa henti hingga ajal menjemput. Manusia tidak mungkin lepas dari naluri kemanusiaannya, tetapi baiklah memperkecil atau meminimalisirnya mulai sekarang.
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.
Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka.
Al-Qashash: 68
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu`min,
maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.
Al-Israa`: 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar