Pastilah kalian tidak asing dengan binatang yang dikenal dengan nama Kura-kura.
Kura-kura berbeda dengan Penyu. Bila kura-kura kakinya mirip kaki gajah, sementara penyu berkaki seperti dayung. Kura-Kura lebih banyak hidup di darat, sedangkan penyu lebih lama hidup di laut. Ciri lainnya, kura-kura dapat masuk berlindung didalam rumahnya, tetapi penyu tidak.
Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Saat ini, Jonathan, nama seekor kura-kura yang berumur 182 tahun, asal Saint Helena, Lautan Pasifik, merupakan kura-kura tertua di dunia.
Selain itu, kura-kura juga dikenal sebagai binatang yang paling lambat berjalan di muka bumi ini.
Seperti kisah ilustrasi berikut ini…
-*-
Dikisahkan, pada suatu saat, ada seekor Kura-kura yang bernama Syakur, kerjanya saban hari bersungut-sungut.
Saat ia berpapasan dengan gerombolan rusa, ia mengeluh,
“Allah ternyata lebih sayang kepada Rusa dari kepada ku, lihat saja tubuh dan kakinya yang langsing dan tinggi. Pantaslah kalau binatang itu, begitu cepat dalam berjalan dan berlari. Tidak seperti aku yang malang ini, sudah jalan ku yang sangat pelan, aku juga harus mendukung rumah tempurung yang berat ini diatas punggung ku seumur hidup. Oh nasib…”.
Ketika, ia melalui sebuah telaga, dilihatnya ikan-ikan yang berenang kesana kemari. Syakur kembali menggerutu,
“Asyik betul Ikan-ikan itu, dapat berenang dengan gesit, tidak seperti aku yang lambat ini…”
Saat Syakur yang galau tengah menggerutu, didekat kakinya, lewatlah sekawanan semut yang berjalan berbaris-baris. Ia bertambah kesal melihat sikap semut, yang dianggap mengejek dirinya.
“Memang Allah tidak adil kepada ku, bahkan Semut saja, yang lebih kecil daripada ku, dapat berjalan lebih cepat dari ku”, omel Syakur.
Tengah Syakur larut dalam kesedihannya, tiba-tiba munculah seekor macan tutul yang entah darimana datangnya langsung menerkam dirinya. Syakur tersentak dan spontan, kepala dan keempat kakinya masuk dan bersembunyi didalam tempurungnya.
Macan yang tengah kelaparan, dengan cakarnya membolak balikkan tempurung Syakur, dalam usahanya untuk memangsa kura-kura galau tersebut. Namun hingga satu jam, usaha sang macan tidak juga membuahkan hasil, akhirnya ia meninggalkan Syakur dengan geram.
Sejenak kemudian, setelah dilihat dan didengarnya dari dalam tempurung, bahwa keadaan diluar telah tenang kembali, perlahan-lahan Syakur menyembulkan kembali kepalanya keluar.
“Huft… Alhamdulillah, aku masih selamat”, ucap Syakur. “Sungguh ternyata Allah itu Maha Baik dan Maha Kasih, aku ditolong-Nya”.
Dengan lega, Syakur kembali melangkahkan kakinya dengan mantap.
Dalam hatinya ia berbisik,
“Walau aku harus membawa beban tempurung yang berat ini, sehingga membuat langkah ku menjadi lamban. Namun kini ku tahu Allah itu Maha Adil, karena rumah tempurung inilah, aku aman dari bahaya yang mengancam diri ku”.
-*-
Shahabat,
Dari ilustrasi sederhana diatas, memberikan 3 pelajaran berharga kepada qt:
1. Setiap qt pasti memiliki Rumah Kura-kura-nya masing-masing.
2. Syukurilah Amanah Allah tersebut. Sebab ia akan terasa ringan, sepanjang qt memandangnya sebagai suatu Anugerah. Sebaliknya ia akan terasa berat, bila qt menempatkannya sebagai suatu Ujian.
3. Dari Rumah Kura-kura qt masing-masing, justru Allah SWT ., menunjukkan Kasih dan Sayang-Nya kepada qt.
Sebagaimana firman-Nya didalam Surat Al-Insyirah(94): 1-8, yang berbunyi,
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu, dan Kami telah menghilangkan beban yang memberatkan punggungmu?
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
Karena sesungguhnya SESUDAH KESULITAN ITU, ADA KEMUDAHAN, SESUNGGUHNYA, SESUDAH KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
Sadarilah bahwa, dari setiap Rumah Kura-kura qt, sejatinya Allah tengah
mengukur dan menilai, seberapa pantas qt ini untuk menempati Firdaus abadi.
-*-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar