Ada alasan didalam setiap peristiwa kehidupan seorang manusia.
Jadi, bila ada KESEMPATAN dan itu baik bagi qt, maka ambillah.
Dan bila KESEMPATAN BAIK itu ternyata merubah hidup qt menjadi lebih baik, maka biarkanlah.
Ungkapan diatas ibaratnya, saat qt memutuskan untuk menikah.
Ada alasan mengapa qt menentukan pilihan hati.
Bisa jadi menurut qt, “dia” adalah yang terbaik untuk qt.
Namun saat menjalani kehidupan bersamanya barulah jelas, apakah memang dia sepenuhnya terbaik untuk qt.
Sebab setiap qt, sepenuhnya BEBAS untuk memilih.
Tetapi qt TIDAK BEBAS untuk menanggung akibat dari menentukan pilihan.
-*-
Shahabat,
Jadi apapun yang terjadi, tidak ada hak seseorangpun untuk menilai atau menghakimi atas apa yang telah menjadi pilihan qt (MENENTUKAN).
Karena sejatinya, mereka tidak tahu ‘apa’ alasan qt dalam menentukan pilihan (MEMUTUSKAN).
Maksudnya, ketika menerima kegagalan dan kesulitan dalam hidup, biasanya orang terdekat qt, sering menyalahkan qt dengan seenaknya, tanpa mengerti akan apa sebenarnya alasan dan sebab musabab dari peristiwa tersebut.
-*-
Shahabat,
Akhirnya, ujian itu tidak selalu langsung berasal dari Allah,
bisa jadi awalnya dari apa yang telah qt pilih.
Dimana setiap pilihan pasti memiliki konsekwensinya masing-masing.
Jadi adanya KONSEKWENSI dari pilihan adalah UJIAN yang qt sendiri harus hadapi.
Intinya qt yang menguji qt sendiri.
Ibaratnya, saat qt akan berkunjung ke Bogor dari Jakarta, menggunakan kendaraan pribadi.
Qt bisa memilih banyak jalur, seperti; Tol Jagorawi, Parung, Depok, Pasar Rebo, dll.
Nah, saat qt telah menentukan jalur, maka sejatinya qt harus menerima konsekwensi dari kondisi jalur pilihan tersebut.
Sehingga ketika terjadi sesuatu dijalanan, jangan sepenuhnya qt menyalahkan Allah, dengan mengatakan, “Ya... inilah ujian-Nya”, atau “Tahu gitu, nda’ lewat jalan ini...”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar