Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Senin, 15 Juli 2013

BERSOLEK UNTUK ALLAH

Shahabat,
Setiap umat Muslim pasti berusaha untuk meningkatkan kwalitas ibadahnya.
Usaha ini mirip dengan seorang wanita yang bersolek. Dimana ia akan mengusahakan semaksimal mungkin, baik dalam berbusana, merias wajah hingga alas kaki. Agar terlihat cantik, menawan dan nyaman.

Seperti kisah dibawah ini...

Ba'da Ashr hari itu, Martini yang comel, tengah berdandan secantik mungkin. Maklum sehabis Maghrib ada kondangan di rumah bapak lurah.
"Aku harus kelihatan 'perfect' di acara nanti", bisik hati Martini.
Dengan mengenakan gaun muslim berwarna merah bata, dilengkapi jilbab merah jambu yang diberi bross bunga mawar dan sendal yang 'high heels', Martini terlihat percaya diri.
Segera setelah dirasanya sempurna, berangkat lah ia bersama suami tercinta menuju rumah yang mengadakan hajatan, dengan mengendarai motor.

Saat acara dimulai, Martini bukannya mengikuti prosesi acara, malah dia berkumpul dengan ibu-ibu kelompok 'rumpi'... Bisa ditebak apa yang mereka lakukan... pastilah 'ngegosip'.

Sedang mereka sibuk dengan pekerjaan haram itu, lewatlah seorang wanita pemulung, yang terlihat lusuh dan kotor.
"Coba kalian lihat wanita itu. Sudah mukanya jelek, kotor lagi. Aku nda' bisa ngebayangin muka ku seperti itu", celoteh Martini kepada teman-temannya.

Singkat cerita, saat Martini hendak pulang, hujan sempat mengguyur daerah itu. Setelah hujan reda, Martini dan suaminya bergegas pulang.
Na'as, di perjalanan pasutri ini terjatuh dari motor, karena tersandung lubang besar yang tergenang air di jalan.
Seluruh tubuh Martini basah kuyup dan kotor, oleh air kubangan dalam lubang itu, tidak terkecuali dengan wajahnya yang ikut bersimbah lumpur dan kotoran jalanan.

Tiba-tiba lewatlah wanita pemulung tadi, ia mendekati Martini, lalu berkata,
"Coba aku lihat muka ibu, kelihatannya kotor sekali, ya. Sudah tidak cantik, kotor lagi. Aku nda' bisa ngebayangin muka ku kaya' begini".
Sambil tersenyum wanita pemulung itu meninggalkan Martini yang menggerutu tidak jelas.

--***--

Shahabat,
Kisah diatas adalah sebuah koreksi diri dalam beribadah, dimana;
1. Saat qt berdandan ibadah sesempurna mungkin dihadapan Allah, apakah itu untuk Allah, atau hanya untuk dilihat orang lain?
2. Bila qt sudah mempercantik amal ibadah qt, mengapa qt malah mengotorinya dengan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah?
3. Dan untuk apa juga qt menilai ibadah orang lain? Padahal belum tentu ibadah qt itu lebih baik DI MATA ALLAH.

Baiknya,
Marilah mempercantik ibadah qt masing-masing hanya untuk Allah SWT, jangan mengotorinya dengan segala yang di-haram-kanNya, dan tanpa perlu repot menilai ibadah orang lain. Karena amal ibadah masing-masing qt, hanya Allah-lah yang berhak menilai.
SALAM MUHASABAH





Tidak ada komentar:

Posting Komentar