Bahagia, sejatinya bisa diresapi tidak lebih dari 5 menit. Ia lebih singkat daripada amarah, kesal ataupun kecewa. Namun, rasa Bahagia itu dapat berulangkali qt rasakan lebih sering daripada amarah, kesal ataupun kecewa.
-*-
Rasa Bahagia sesungguhnya tidak bisa dibagikan, karena bahagia adalah rasa individu, yang hanya dimiliki masing-masing diri.
Contoh kasus:
Ada seorang gadis, ia berpacaran dengan seorang pria yang tulus mencintainya. Pria tersebut, pengertian dan tidak mudah cemburu.
Namun gadis ini, ingin merasakan suasana lain. Maka dengan tujuan membuat surprise di hari jadi berpacaran, ia berpura-pura marah-marah pada sang pacar lalu diputuskannyalah hubungan pacaran tersebut. Tambahan lagi di esok harinya, gadis ini sengaja berpelukan mesra dengan seorang pria (yang ternyata sahabatnya dihadapan sang pacar, yang tidak dikenal oleh pacar gadis ini).
Saat momen Hari Jadi Pacaran, sang gadis datang dengan membawa makanan kesukaan, balon hati dan senyum penuh bahagia, kerumah sang pria.
Apa yang terjadi? Ternyata sang pria justru mengusir dirinya dan tidak sudi lagi bertemu dengannya.
Dimana bahagia itu di peristiwa ini?
Bagi q, BAHAGIA yang dirasa sang gadis, adalah pada saat ia merasa berhasil membuat momen putus.
Bodohnya, surprise yang direncanakannya justru membawa bencana. Tidak hanya ia kehilangan pacar, tetapi juga sahabatnya (pria yang dimanfaatkannya untuk menjadikan pacarnya cemburu).
Jadi, bahagia tidak bisa qt bagikan, yang dapat qt bagikan adalah materinya (bisa perbuatan qt, benda, suasana atau kata-kata).
Contoh lagi:
Saat qt menyantap masakan yang qt sukai, lalu qt bagikan kepada orang yang qt kasihi, belum tentu rasa lezat yang qt rasakan bisa qt bagikan juga, bukan?
-*-
Akhirnya, bahagia adalah bagian daripada Rasa Individu yang dimiliki setiap qt. Keberadaanya samadengan rasa-rasa lainnya yang ada didalam QOLBU qt, yang diberikan Allah Azza wa Jalla, sebagai pembeda dari seluruh ciptaanNya.
--***--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar