Sore itu Hamzah datang ke Kios Pangkas Rambut, hendak memotong rambut dan merapikan brewoknya. Sang tukang cukur mulai melaksanakan tugasnya sambil bercakap-cakap segala macam topik dengan Hamzah.
Begitu asyiknya mereka bercakap-cakap, hingga tiba pada masalah keberadaan Allah
TUKANG CUKUR: ”Saya tidak percaya kalau Allah itu ada.”
HAMZAH: “Mengapa kau berkata begitu?”
TUKANG CUKUR: “Coba abang lihat dijalan depan sana. Adakah Allah disana? Adakah yang selalu sehat? Adakah anak-anak yang tidak terlantar? Adakah yang hidupnya senantiasa berkecukupan?”
HAMZAH: ”Lalu, maksud kau apa?“
TUKANG CUKUR: “Jika Allah ada, pasti tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Mendengar celoteh Tukang Cukur, Hamzah hanya berdiam diri. Ia malas meladeni obrolan yang satu ini.
Sejenak kemudian sang tukang cukur selesai dengan pekerjaannya, Hamzah lalu membayar dan segera beranjak pergi.
Saat keluar dari kios pangkas rambut, Hamzah berpapasan dengan seorang lelaki berambut panjang, kusut, brewokan, lusuh, kotor dan tidak terawat. Tampaknya seperti belum pernah dicukur.
Hamzah lalu bergegas kembali ke kios pangkas rambut dan berkata kepada si tukang cukur tadi,
HAMZAH: “Kini ku tahu, sebenarnya di dunia ini tidak ada tukang cukur!”
TUKANG CUKUR: “Mengapa abang berkata begitu?” (Tukang Cukur merasa tidak terima). “Saya tukang cukur dan barusan saya mencukurmu!”
HAMZAH: “Tidak!” (Hamzah mengelak) “Tukang cukur itu tidak ada!”
TUKANG CUKUR: ”Abang ini aneh...”
HAMZAH: ”Kau tahu, bila memang tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang itu.” (sambil menunjuk orang lusuh dijalan tadi)
TUKANG CUKUR: “Ah tidak, tukang cukur itu tetap ada!” (masih ngotot)
“Apa yang kamu lihat itu adalah kesalahan mereka sendiri. Mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapihkan rambut dan brewoknya!”
HAMZAH: “Tepat!!! Aku setuju pada kata-katamu barusan.”
TUKANG CUKUR: “Apa maksud abang sebenarnya.” (kebingungan)
HAMZAH: ”Itulah point utamanya! Sama dengan Allah.
Tukang Cukur diam, belum mengerti.
HAMZAH: “Allah itu ada! Tetapi mengapa mereka tidak mau datang dan mencari-Nya. Mereka terlalu sibuk dengan ego dan kekuatannya sendiri. Jadilah penyakit, sengsara dan kesusahan terus mendera mereka.”
Mendengar penjelasan Hamzah, Tukang cukur tersadar. Jauh dalam hatinya ia berkata, “Benar juga apa kata abang ini. Ternyata selama ini saya yang telah salah memahami keberadaan Allah”.
Sebelum Hamzah melangkah akan meninggalkan kios tersebut, tukang cukur menghampirinya dan berkata, ”Bila abang tidak keberatan, saya ingin mengenal lebih jauh tentang Allah. Dan saya mau abang yang mengajarkannya kepada saya”.
Begitulah kisah ini berakhir dengan tukang cukur tadi mempelajari tentang Allah dan ia kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat, yang dibimbing langsung oleh seorang ulama sohor yang juga seorang sastrawan Melayu, Hamzah Fanshuri.
subhanallah... kisah yang menginspirasi....
BalasHapussyuqran antensinya ya bang Id Zulk
BalasHapus