Malam Jum’at lalu sebelum pengajian di mulai, Handy bercerita pada Guru kami dan kami. Berikut ceritanya,
”Malam Kamis kemarin, aku menemukan HP yang terjatuh dijalan, aku ambil dan aku selidiki siapa pemiliknya. Setelah berhasil ku dapatkan, aku segera menghubungi pemiliknya. Orang tersebut meminta ku untuk mengantarkan HP itu kerumahnya.
Sementara aku baru pulang kerja, badan rasanya letih sekali, aku lalu menyarankan untuk bertemu disebuah tempat, yang menurutku tidak begitu jauh dari tempatku dan dari rumahnya.
Tunggu punya tunggu, pemilik HP tersebut tidak muncul-muncul, saat aku mau menghubungi lagi, HP itu mati, habis bateraynya, begitu juga dengan punyaku. Akhirnya aku pulang dengan kesal. Nanti-nanti sajalah mengembalikannya”.
Selesai mendengar kisah Handy, Guru dengan tersenyum bertanya,
GURU: ”Handy, ingat tidak saat dompetmu hilang?”.
HANDY: ”Ingat, Buya”.
GURU: ”Bagaimana dompet tersebut bisa sampai ditanganmu?”.
HANDY: ”Ada seorang bapak baik hati yang mengantarkannya”.
GURU: ”Dimanakah kalian bertemu?”.
HANDY: ”Dirumahku, Buya”.
GURU: ”Seandainya dompetmu bisa juga menjadi HP, pastilah sampeyan sudah dihubungi bapak tersebut, untuk mengabarkan dan mengatur tempat bertemu. Betul tidak?
HANDY: ”Betul, Buya”.
GURU: ”Handy, saat sampeyan menemukan HP tersebut, sebenarnya saat itu juga Allah mengamanahkan barang tersebut kepadamu untuk dikembalikan.
Jangan karena alasan lelah, lalu sampeyan meremehkan amanah Allah tersebut. Kembalikanlah barang itu segera hingga kerumahnya”.
Handy tersadar dari khilafnya dan berjanji akan segera mengembalikan secepatnya HP tersebut hingga kerumah pemiliknya.
Shahabat,
Kisah diatas menasehati qt semua, bahwa bila qt menemukan benda yang bukan hak qt, maka pada saat itu pula jatuhlah ”Amanah Allah” kepada qt untuk mengembalikannya kepada pemiliknya yang sah. Jangan sekali-kali qt meng-hak-annya, karena itu sama saja dengan mencuri.
Guru q berkata,
”Relakah kalian saat meng-hak-an uang Rp. 50.000,. yang bukan milik qt, Allah mengganjar kemudian dengan kehilangan Rp. 500.000,- yang sah milikmu?”.
Pada kesempatan lain, Guru q menasehati,
”Janganlah kemiskinan (kekurangan)
membuat kalian mendzalimi diri sendiri,
maksudnya;
1. Jangan karena miskin rizqi,
kalian mencuri (mengambil hak orang lain).
2. Jangan karena miskin ibadah,
kalian berbuat kemunkaran.
3. Dan jangan karena miskin ilmu,
kalian malas belajar.
Ketahuilah bahwa kemiskinan
yang tengah kalian alami,
adalah ”Amanah Allah” atasmu.
Bila kalian bertanggungjawab menghadapinya,
maka Allah akan mengganjarmu
dengan Kekayaan Karunia dan Pahala
yang luar biasa dari sisi-Nya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar