Suatu hari Ucok mengajak kedua shahabatnya makan siang bersama keluarganya di rumah.
Saat selesai makan, beberapa anggota keluarga Ucok, mengeluarkan suara ’Sendawa’ alias teurap (Sunda) bin glege’an (Jawa).
Mendengar itu, Nyong berbisik pada Asep, ”Asep, ngga’ sopan banget ya, mereka itu. Di keluarga beta ngga’ ada yang seperti ini”. Asep hanya menjawab dengan senyum.
Beberapa minggu berikutnya, gantian Nyong mengajak kedua shahabatnya untuk makan siang bersama keluarganya di rumah. Seperti qt ketahui, orang Ambon memilki makanan tradisional pengganti nasi yang dikenal dengan nama ’Papeda’, yang terbuat dari sagu. Cara makan papeda ini cukup unik, yaitu dengan disedot atau dihirup.
Melihat cara makan yang tidak lazim tersebut, Ucok berbisik pada Asep, ”Asep, jijik nian cara mereka makan, ya. Di keluarga awak ngga’ ada model makan kaya’ gini”. Seperti pada Nyong, Asep pun menjawab hanya dengan senyuman.
Hari-hari pun berlalu, kini giliran Asep mengajak kedua shahabatnya bersantap siang dengan keluarganya. Dengan lauk sederhana, seperti: sayur asem, lalapan, tahu dan tempe goreng, ikan asin plus sambal.
Saat hendak bersantap, Asep angkat bicara, ”Shahabat ku, Ucok dan Nyong, silahkan dinikmati. Dikeluarga urang yang ada ya seperti ini, seadanya”. Kedua shahabatnya mengangguk-anggukkan kepala sembari tersenyum.
-*-
Shahabat,
Kisah diatas menasehati qt bahwa, setiap keluarga memiliki peraturan, adat istiadat dan kebiasaannya masing-masing. Boleh jadi, bagi qt asing bin aneh, tapi bagi mereka sudah menjadi hal yang lumrah. Sebaliknya buat qt sudah menjadi kebiasaan, tetapi bagi mereka bukanlah hal yang biasa.
Sering diantara qt, bila merasa kesal atau tersinggung oleh ulah seseorang, qt berucap, ”Di keluarga ku nda’ ada yang seperti ini”. Atau, bila marah, qt berkata, ”Turunannya siapa sih, kayaknya nda’ ada yang kayak gini dikeluarga ku”.
Baiknya, qt jangan merasa keluarga qt lebih baik dari yang lain. Karena dimasing-masing keluarga pasti ada kelebihan dan kekurangannya.
Guru q berpesan,
”Bercermin dan rapihkanlah dahulu pakaian perilaku mu,
sebelum kalian mengkoreksi dandanan kehidupan orang lain”.
Sebab sepanjang masih mendiami bumi ini, maka tidak ada satupun orang atau keluarga yang sempurna, kecuali Allah Azza wa Jalla.
WALLAAHU TA’AALAA A’LAM BISH SHAWAAB
SUMBER:
Materi pelajaran Padepokan Hikmah Ilham Taqwa – Insan Kamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar