Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Minggu, 29 Januari 2012

ADZAB KUBUR

Ibu Hajjah Maryam, siapa tidak mengenal namanya. Seorang perempuan kaya dikampung q. Selain sukses sebagai pedagang barang grosiran, ia juga aktif mengikuti majlis ta'lim di kampung q dan dibeberapa kampung yang bertetangga dengan kampung q.

Maryam telah sembilan kali naik haji, suatu ukuran yang cukup menunjukkan betapa mapannya kehidupan perekonomiannya. Q sendiri hingga kini, rasanya belum mampu untuk menunaikan rukun kelima dalam agama Islam.



Sayang disayang, walau beliau begitu 'getol'nya menjalankan ibadah, tidak sepenuhnya mempengaruhi pola kehidupan sosialisasinya sehari-hari. Dari sebelum ia naik haji yang pertama hingga yang kesembilan, sifat menyombongkan diri dan merendahkan orang lain, tidak berkurang.

Tidak sedikit nasehat yang diberikan sanak kelurga, karib maupun guru mengaji kepada Maryam, namun hal itu tidak banyak merubah karakter yang sungguh kurang berbudi tersebut.

Singkat cerita, beberapa bulan setelah kepulangannya dari berhaji yang kesembilan. Maryam, jatuh sakit. Setelah dirawat dirumah sakit selama satu minggu, ternyata penyakit yang dideritanya, tidak kunjung sembuh. Hingga akhirnya ia meninggal dunia.

Sore itu juga, jenazah Maryam dimakamkan. Putra sulungnya, Hamid, ikut turun kedalam liang kubur, menerima jenazah untuk dimakamkan. Setelah prosesi pemakaman selesai, keluarga almarhumah hendak pulang kerumah untuk mempersiapkan pengajian malam (tahlilan).

Setiba diparkiran mobil, yang berjarak 700 meter dari pemakaman. Hamid, sang pemilik mobil, merogoh saku celananya, hendak mengambil kunci mobil. Tetapi tidak ditemukan, dirogohnya lagi saku yang lain, sama, tidak ada juga. Pucat pasi wajah Hamid, kunci mobilnya hilang.

"Coba diingat-ingat, mungkin kamu lupa, atau terjatuh," sahut kerabat yang ada disitu.
"Hmm... Seingatku, aku tidak mengambil apa-apa dari saku celana... Oh ya, aku ingat, tadi aku mengambil saputangan untuk menyapu keringat dimuka," tegas Hamid.
"Nah, mungkin saat itu kunci itu tidak sengaja terjatuh, dimana kamu mengambil saputangan itu, mid?," tanya kerabat yang lain.
"Didalam liang kubur, ketika selesai meletakan jenazah ibu, sebelum tubuhnya dimiringkan," jawab Hamid terbata-bata.

Hah!!! semua yang hadir terkejut mendengar hal itu.
"Kak, kamu tidak punya serepnya dirumah,?" tanya sang adik.
"Aku tidak punya," jawab Hamid sedih.
"Jadi bagaimana ini,?" tanya kerabat yang lainnya.
"Yah, terpaksa harus digali kembali, kuburan ibu Maryam," saran paman Hamid yang dituakan dikeluarga tersebut.
Akhirnya rombongan pun kembali ke lokasi makam ibu Maryam, dan menggali kembali makam tersebut.

Betapa terkejutnya semua yang hadir dalam penggalian ulang makam ibu Maryam. Bukan karena kunci mobil itu benar ditemukan tepat disisi wajah almarhumah, namun mereka kaget melihat jenazah ibu Maryam yang baru beberapa menit dikuburkan. Kondisinya sangat mengerikan dan memprihatinkan.

Dari ujung kepala yang tali kafannya telah terbuka, terlihat pipa besi keemasan menancap disana, dan terus tembus hingga kedaerah kemaluannya. 

Masya Allah... Astagfirullah hal adhim.
Diperkirakan panjang pipa tersebut sekitar 2 meter, sedang almarhumah tinggi tubuhnya sekitar 1, 57 meter.

Sungguh, adzab kubur itu begitu cepat datangnya. Padahal baru sekitar satu jam prosesi penguburan itu selesai.
Sahabat, kiranya kisah ini bisa menjadi renungan muhasabah diri qt sekalian.


"Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al-Baqarah: 284)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar