Sahabat,
Di kebanyakan film dan sinetron di negri ini, bila materinya bernuansa Agama, khususnya agama Islam dengan Nasrani, maka faktor ekonomi yang ditampilkan, seakan-akan tokoh-tokoh yang Nasrani lebih kaya (bermobil atau rumahnya mewah), dari para pemeran Islamnya.
Padahal banyak juga dari kaum Muslim yang tajir, bahkan sangat tajir. Dan dipihak Nasrani, tidak sedikit dari mereka yang berkekurangan
Salah satu contohnya, keluarga besar q di Minahasa (Sulawesi Utara), mereka Nasrani, namun mereka miskin (rumah papan dengan lantai tanah). Sementara keluarga angkat q yang Muslim (setelah q muslim), mereka lebih kaya (rumah mewah, mobil 5 buah dan properti lainnya).
Sahabat,
Masih didalam film dan sinetron, demikian juga halnya bila isinya berbau Ras, seperti etnis Cina dan kaum Pribumi, maka faktor ekonomi dari para pemeran etnis Cina, seakan-akan lebih berpunya dari tokoh-tokoh Pribumi.
Padahal tidak sedikit dari kaum Pribumi yang hartawan, bahkan hartanya tidak habis hingga tujuh turunan. Sedangkan diantara etnis Cina, banyak dari mereka juga yang miskin.
Salah satu contohnya, di pemukiman Cina Benteng di pinggiran Kota Tangerang yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Bila qt sudah biasa melihat seorang lelaki Cina berpakaian perlente dan turun dari mobil mewah. Nah, didaerah ini, qt akan menjumpai seorang lelaki Cina memanggul ikatan rumput besar dan mendorong gerobak.
Sahabat,
Mengapa faktor ekonomi sering dihubungkan dengan Agama dan Ras? Padahal menurut q masalah rizqi bersifat UNIVERSAL, artinya seluruh manusia di muka bumi ini pasti membutuhkan dan memilikinya. Kaya dan miskin pasti ada. Faktor ekonomi tidak memandang Agama, Ras dan Suku.
Jadi, q urun saran. Bagaimana bila di ubah, pemeran Nasraninya yang miskin, sedang tokoh Muslimnya yang kaya. Atau tokoh Cinanya yang miskin, lalu pemeran Pribuminya yang kaya. Rasanya tidak terlalu merubah isi ceritanya.
Atau bisa juga, jangan hanya terpaku pada agama Nasrani dengan Islam saja, coba suasana baru, misalnya Hindu dengan Islam, atau Budha dengan Islam.
Sedangkan untuk Ras, jangan hanya etnis Cina dengan Pribumi, mungkin selingkan dengan antar suku di negri ini sendiri, atau dengan ras lainnya.
Sekali lagi q hanya urun saran.
Sebab didalam Al-Qur’an, Allah berfirman,
”Dan demikianlah telah Kami uji (rizqi) sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), ..."
[Al-An`aam (6): 53a]
“… Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki…”
[At-Taubah (9): 28b)
Jelaslah di dalam dua ayat diatas, Allah menguji qt dengan rizqi (ekonomi), tanpa menyebutkan Agama dan Rasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar