Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Kamis, 06 Oktober 2011

KESOMBONGAN IBADAH

Dikisahkan hiduplah seorang hamba Allah yang berusaha hidup dzuhud (menjauhi kehidupan duniawi, mendekatkan diri kepada Allah). Untuk menambah ke-khusyu-an ibadahnya, ia memilih untuk tinggal disebuah tempat yang sepi disebuah gunung. Beberapa waktu kemudian tumbuhlah sebuah pohon delima didekat tempat ia beribadah, disusul dengan keluarnya air dari sebuah mata-air. Dan dari keduanya itu memberi kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hampir 77 tahun hidupnya ia pakai hanya untuk beribadah, hingga akhir hayatnya. Ketika ia dijemput malaikat maut, ia-pun dibawa kehadapan Arasy Allah.
Lalu Allah berfirman, “Malaikat silahkan timbang amal-ibadah hamba-Ku ini didunia.”
Ketika selesai ditimbang, Allah lalu berfirman, ”Masukkanlah hamba-Ku ini kedalam Firdaus dengan Rahmat-Ku.”

Hamba tadi terkejut lalu berkata,”Ya Allah, mengapa hanya dengan Rahmat-Mu saja hamba dimasukkan kedalam Firdaus-Mu? Bukankah selama hamba hidup didunia, hampir seluruh hidup hamba, hamba setia beribadah kepada-Mu?”
Kemudian Allah memerintahkan malaikatnya, “Baiklah kalau begitu, malaikat silahkan timbang kembali amal-ibadahnya.”
Setelah ditimbang kembali, ternyata amal-ibadah hamba tersebut selama 77 tahun itu tidak cukup membayar sebuah bola mata sekalipun, sebagai Ni’mat Allah kepadanya untuk dapat melihat.

Allah kembali berfirman, “Siapakah yang memberi-mu hidup hingga 77 tahun? Siapakah yang memberi panca-indra kepadamu, sehingga kamu dapat menikmati dunia ini? Siapakah yang memberimu pohon delima dan mata-air? Siapakah yang memberimu Matahari untuk menerangi-mu? Siapakah juga yang memberi-mu Bulan dan Bintang-bintang untuk menemani istirahat malam-mu? Siapa yang memberimu Angin dan Hujan untuk menyejukan-mu? Dan siapakah juga yang memberi suasana tenteram kepada-mu agar kamu khusyuk beribadah?”

Lalu berfirmanlah Allah, “Malaikat masukanlah hamba yang tidak bersyukur ini kedalam Neraka.”
Hamba itu lalu menangis dan memohon ampun kepada Allah, “Ya Allah, ampunilah hamba yang sungguh tidak tahu diri ini, ijinkanlah hamba memohon satu permintaan, sebelum Engkau memasukkan hamba kedalam Neraka.”
“Silahkan, apa permintaan-mu itu?”, firman Allah.
“Ya Allah, bila hamba telah Engkau tempatkan didalam Neraka, besarkanlah tubuh hamba, hingga sebesar ruangan didalam Neraka itu, agar cukup hamba saja yang merasakan siksa Neraka akibat tidak pandai bersyukur atas Rahmat-Mu. Janganlah Engkau timpakan siksa itu kepada hamba-hamba-Mu yang lain”, pinta hamba tersebut dengan penuh penyesalan.

Mendengar hamba-Nya telah menyadari kesombongannya itu, Allah lalu berfirman, ”Wahai malaikat, masukanlah hamba-Ku ini kedalam Firdaus-Ku karena ia telah menyadari kekhilafannya dengan tulus.”

Sahabat, dari kisah di atas memberikan sebuah hikmah yang sungguh mendalam. Kalau biasanya kita menyombongkan diri kita karena kepandaian, kecantikan/ketampanan, jabatan dan harta yang kita miliki, ternyata dalam beribadah-pun bisa menjadikan kita lupa diri.

Sadarilah, walau sebanyak atau sebesar apa-pun amal dan pahala yang telah kita miliki sebagai bekal di hari akhir nanti, tidak akan mampu membayar sebuah bola mata kita sekalipun, sebagai Ni’mat Allah kepada kita untuk kita bisa melihat.



Tidak berlebihanlah kiranya bila dalam Luqman ayat 12, kata BERSYUKUR, di ingatkan Allah kepada kita hingga 4 kali.

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". 

Bersabda Rasulullah saw: Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menulis di dalam Kitab-Nya, yang berada di sisi-Nya di atas ‘Arsy (yang isinya): 
“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.” 
(Shahih al-Bukhari no. 2955 dari Qutaibah bin Sa’id dari Mughirah bin ‘Abdur Rahman Al Qurasyiy dari Abu Az Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah ra)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar