Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Senin, 06 Februari 2012

LULUS DARI UJIAN ALLAH


Sudah 19 tahun Lastri hidup menjanda tanpa anak, setelah bercerai dengan suaminya, kala usianya 27 tahun. Mantan suaminya seorang yang sungguh kejam, Lastri sering dipukuli, ditinju dan siksa, hingga akhirnya Lastripun tidak tahan di usia pernikahan yang baru 3 tahun. Setahun setelah perceraian, mantan suaminya meninggal dunia.
 
Setelah bercerai, Lastri menumpang pada adik lelaki bungsunya yang masih lajang, tetapi sudah mandiri. Untuk membunuh rasa kesepian dan juga untuk membiayai hidupnya, ia menyibukan diri dengan bekerja sebagai operator jahit di sebuah perusahaan garmen.

Lastri sempat tertutup dan takut untuk kembali dekat dengan lelaki. Kegagalan berumahtangga seakan mejadi trauma bagi dirinya. Namun seiiring waktu berjalan, Lastri berusaha bangkit, ia mulai berinteraksi dengan para lawan jenis.

Penampilan pun dimaksimalkannya, agar terlihat menarik, muda dan ayu. Ia juga berusaha istiqamah dalam beribadah, berpuasa, tahajud dan berdoa kepada Allah, agar cepat diberikan jodoh.

Ketika memasuki 7 tahun hidup menjanda, Lastri mendatangi seorang Kyai di Cianjur untuk menanyakan tentang dirinya. Sungguh terkejut ia, kala Kyai tersebut mengatakan bahwa mantan suaminya telah meneluh wajahnya seperti monyet. Sehingga setiap pria yang mendekatinya, mundur ketika melihat perubahan diwajahnya. Sayangnya Kyai itu tidak berhasil menghilangkan teluh dari dirinya. Betapa gundah hati Lastri menerima kenyataan itu.

Segala cara diusahakan Lastri bersama keluarganya, untuk dapat kembali normal. Dari memperbaiki ibadah hingga mendatangi para Kyai, Tabib dan ‘orang pintar’. Namun sejauh itu, nampaknya usahanya belum juga berhasil. Sampai pada akhirnya ia pasrah dan berusaha menerima suratan takdir.

Memasuki usia 45 tahun, Lastri berkenalan dengan seorang wanita yang mendapat hidayah dari Allah untuk menolong dirinya. Beberapa amalan dan ruwatan pun dijalaninya.

Berkat ke-istiqamah-an dan kesabaran yang boleh diacungi jempol, di usia 46 tahun, Lastri akhirnya bertemu jodohnya. Seorang duda, yang usianya terpaut 14 tahun lebih muda dari dirinya.

Sungguh Allah Maha mendengar segala doa, setelah satu bulan menikah, Lastri pun hamil, hamil yang pertama kali. Mengalami kehamilan diusia seperti itu, sungguh-lah berat. Tubuhnya sering ringkih dan sakit-sakitan, hal ini terus dideritanya hingga masa persalinan. Sampai akhirnya ia harus menjalani operasi 'caesar'.

Kini menjelang usia 50 tahun, Lastri boleh tersenyum bahagia. Sempurnalah kini hidupnya, Allah telah memberikannya suami yang baik dan bertanggungjawab serta seorang putri berusia 3 tahun yang cantik dan menggemaskan.

Sahabat, kisah ini menunjukan kepada qt, bahwa tidak ada yang mustahil dimata Allah, dimana:
1. 19 tahun menjanda dan sendiri, bukanlah waktu yang sebentar.
2. 14 tahun perbedaan usia, dimana perempuan yang lebih tua dari suami, juga bukan sebuah hal yang mudah.
3. Di usia 46 tahun mengandung, melahirkan dan mengurus bayi untuk pertama kali, sungguh memerlukan kekuatan tubuh dan kesabaran.

Kisah ini adalah kejadian nyata yang sengaja q tuangkan, sebagai hikmah mujahadah untuk qt semua. Foto yang bersama tulisan ini adalah putri Lastri, Assalma Nurussubhi.



"... dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman 
serta mengerjakan amal yang saleh 
dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya." 
(Asy-Syura: 26) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar