Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Kamis, 28 Maret 2013

KWALITAS IBADAH

Tersebutlah seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah, selama 70 tahun. Razak, sebutlah begitu. Ia tidak pernah sekalipun meninggalkan ibadahnya.
Sampai suatu saat...

Kala itu Razak tergoda oleh seorang wanita, hingga ia bergelimang dosa selama 7 hari lamanya. Ketika ia menyadari kesalahannya, ia bertaubat lalu mengembara, untuk menebus dosa sambil menambah ketekunan ibadahnya.

Singkat cerita, setelah perjalanan yang panjang, tibalah Razak disebuah gubug, yang dihuni oleh 12 orang fakir miskin. Dengan santun, ia meminta izin untuk bermalam disitu.
Keesokan hari, datanglah seorang dermawan membawa 12 potong roti ke gubug tersebut. Memang sudah menjadi tugas rutin sang dermawan tersebut, membawakan makanan untuk para fakir miskin disitu.

Saat roti dibagikan, Razak ternyata ’kebagian’, namun salah seorang fakir miskin, tidak kebagian jatah. Merasa ia hanya sebagai pendatang yang tidak mempunyai hak atas roti tersebut, maka walau ia sangat lapar, diserahkannya roti tersebut kepada fakir miskin yang belum kebagian tadi. Tak disangka-sangka keesokan harinya, Razak meninggal dunia.

Ketika di pengadilan akhirat, saat penghisaban, ditimbanglah amal dan ibadah yang pernah dilakukan Razak. Penimbangan diawali dengan ketekunan ibadah yang 70 tahun, dengan dosa besar yang 7 hari. Hasilnya, dosa besarnya lebih berat dari ibadahnya.
Kemudian penimbangan dilanjutkan dengan dosa besar 7 hari, dengan pemberian sepotong roti penuh ketulusan kepada seorang fakir miskin. Dan ternyata, amal sepotong roti mengalahkan dosa besar 7 hari. Akhirnya, Razak pun diantarkan ke pintu Syurga Firdaus.

Sahabat…
Kisah ini menyadarkan qt akan 5 hal penting:
1. Sebuah amal ibadah tidak hanya didasari dengan NIAT semata, tetapi yang terutama adalah ke-IKHLAS-an (ke-TULUS-an).
2. Banyak sedikitnya (KWANTITAS) amal ibadah seseorang, itulah hasil (KWALITAS) ibadah yang nantinya dipertanggungjawabkan di pengadilan akhirat.
3. Seseorang bisa berkwalitas dalam ibadah, karena teruji kwantitas ibadahnya.
4. Sedangkan kwalitas ibadah seseorang ditentukan pula oleh ke-ikhlas-an dalam pelaksanaannya.
5. Dan yang terutama adalah, bahwa hanya Allah-lah yang mengetahui kwalitas ke-ikhlas-an setiap hamba-Nya.

WALLAAHU TA’AALAA A’LAM BISH SHAWAAB




Tidak ada komentar:

Posting Komentar