Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Selasa, 22 November 2011

MAKHIL & KISAHNYA

Makhil adalah ayah dari tiga orang putranya yang bernama Anis, Harben dan Amshal. Perhatian dan kasih sayang Makhil kepada ketiga putranya, tidaklah seimbang. Harben adalah putra yang paling disayanginya, maklum si tengah ini adalah seorang pemuda yang paling rupawan dari kedua saudaranya. Adapun Anis menempati perhatian keduanya, walau tidak setampan adiknya, pemuda ini pandai memikat hati ayahnya. Sedangkan Amshal kadang sekali diperhatikannya, maklumlah si bungsu ini memiliki wajah yang pas-pasan dan apa adanya, membuat ayahnya hanya sekedarnya saja pada pemuda ini.
Sedemikian sayangnya Makhil pada Harben, membuat Makhil berbuat apa saja untuk kepentingan Harben. Harben dirawat, dipelihara dan dijaganya dengan luarbiasa. Karena kekhawatirannya juga, Makhil melindungi Harben dengan penjagaan extra.

Lain kepada Harben, lain juga kasih sayang Makhil kepada Anis. Ia dimanjakan Makhil dengan berlibur keluarnegeri, menyekolahkannya disekolah bergengsi, diberikannya emas permata dan kesenangan luarbiasa. Pokoknya untuk Anis, Makhil sedia berkorban demi kebahagiaan putra sulungnya ini.

Sedangkan Amshal, sangat sedikit sekali perhatian Makhil kepadanya. Lantaran ketidak adilan ini, membuat Amshal kurus kering, kekurangan makan dan perawatan.

Hingga pada suatu hari, ketika Makhil beranjak sepuh dan jatuh sakit. Kekayaan, kekuatan dan kemasyurannya tidak mampu menopang tubuhnya yang semakin rapuh.

Ditengah kerentaannya itu, Makhil dipanggil menghadap oleh penguasa negri, karena posisinya yang cukup penting dinegri itu. Makhil berharap Harben mau menemaninya karena kerentaannya.
”Maafkan aku ayah, sedari kecil ayah tidak mengijinkan aku keluar rumah, jadi aku hanya dapat mengantar ayah hingga gerbang pagar saja”, kata Harben melepas kepergian ayahnya. Pilu hati Makhil mendengar perkataan Harben anak emasnya yang menolak dengan halus.

Akhirnya Makhil diantar Anis dan Amshal, ditengah perjalanan Anis mengeluh sakit perut, karena perutnya lapar.
”Ayah berangkatlah dengan Amshal saja ya, perutku sakit sekali karena lapar”, kata Anis sembari buru-buru turun dari mobil.

Tinggalah Amshal yang tetap setia menemani Makhil, hingga ke tempat penguasa. Ada rasa penyesalan di hati Makhil melihat Amshal, anak bungsunya yang jarang diperhatikannya ini, namun tetap setia menemaninya. Ketika tiba di depan rumah penguasa negri, Amshal berusaha memapah Makhil menaiki tangga rumah itu. Badannya yang kurus kering karena kurang makan itu berusaha memapah ayahnya yang besar dan gemuk. Ketika hampir tiba di tangga terakhir tiba-tiba Amshal tergelincir dan jatuh, Makhilpun ikut terseret. Ayah dan anak itu tergelincir dan jatuh terguling. Keduanya kemudian wafat seketika didepan pintu rumah penguasa negri.

Sahabat, kisah diatas hanyalah sebuah ilustrasi semata, yang merupakan simbol dari kehidupan kita. MAKHIL adalah Manusia Khilaf; ANIS adalah Anak Istri; HARBEN adalah Harta Benda; dan AMSHAL adalah Amal Shaleh.

Lazimnya manusia lebih menyayangi Harben dan Anis, daripada Amshal. Padahal bila manusia itu wafat, ia pulang ke Rahmatullah (mengadap Penguasa Negri), hanya dapat membawa Amshal. Harben tinggal di gerbang pagar dan Anis hanya menemani di mobil jenazah...

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia 
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, 
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak 
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, 
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. 
Itulah kesenangan hidup di dunia, 
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (syurga). 
(Ali-`Imraan [3]: 14)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar