Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Selasa, 18 Februari 2014

INGIN MENJADI LEBIH BAIK

Suatu hari datang seorang pemuda, sebut saja namanya Amir, menemui Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini. Setelah beramahtamah sejenak, Amir lalu menyampaikan maksudnya, ”Buya, aku ingin ‘nyantri’ disini”.
“Mengapa ‘antum’ ingin nyantri pada ana?”, tanya Sayyid Hasan dengan ramah.
”Aku ingin menjadi seorang yang lebih baik...”, ucap Amir.
”Baiklah, kalau memang itu keinginan antum, ana akan memberi mu tugas”, kata Sayyid Hasan.
”Tugas apa kiranya, ya Buya?”, tanya Amir.
“Setiap hari, pagi dan petang, antum membersihkan Mushala yang ada dilingkungan Padepokan ini”, mandat Sayyid Hasan.
“Siap Buya, akan aku laksanakan”, ucap Amir penuh semangat.
“Dan ingat akan keinginan yang tadi antum ucapkan, ya”, kata Sayyid Hasan sembari tersenyum.
“Yang mana, Buya”, tanya Amir sedikit terkejut.
”Ingin menjadi lebih baik”, tegas Sayyid Hasan.

Singkat cerita, sudah hampir 7 bulan, Amir menjalankan tugasnya membersihkan Mushala. Hatinya galau, karena hanya itulah yang ia lakukan. Sementara pelajaran agama yang diharapkannya, sepertinya tidak kunjung diberikan oleh Sayyid Hasan.

Hingga di suatu Ashar, kala Sayyid Hasan selesai menunaikan Shalat Ashar berjama’ah, Amir memberanikan diri menghampiri gurunya tersebut, ”Buya, maaf, bolehkah aku bertanya?”, pinta Amir dengan santun.
”Silahkan Amir, ada apa?”, balas Sayyid Hasan dengan bijak.
”Kapan aku mulai belajar ilmu agama? Soalnya, hingga hari ini, tugas ku hanyalah membersihkan Mushala melulu”, jawab Amir sedikit merajuk.
”Hmmm... begitu. Tetapi tunggu dulu, masih ingatkah antum akan keinginan mu saat pertama kali menemui ana dahulu?”, ucap Sayyid Hasan balik bertanya.
”Ingat, Buya. Ingin menjadi lebih baik”, jawab Amir sambil menundukkan kepala.
”Nah, saat itu antum tidak berkata, ’Ingin belajar agama’, kan?”, kata Sayyid Hasan sambil tersenyum.
”Tetapi maksud saya sebenarnya ya itu, ingin belajar agama, Buya”, kilah Amir kecewa.

Melihat mendung tidak hanya bergelayut dilangit, tetapi juga di wajah Amir, Sayyid Hasan dengan penuh bijak, mengajak Amir masuk ke dalam Mushala dan duduk diatas ’hambal’ (karpet).
”Amir, sadarkah antum atas tugas yang telah antum laksanakan selama ini sebenarnya bagian dari keinginanmu ’Ingin menjadi lebih baik’?”, tanya Sayyid Hasan hati-hati.
”Aku tidak paham, Buya”, jawab Amir perlahan.
”Sejak antum ber-istiqamah dalam membersihkan Mushala, banyak orang merasa kerasan beribadah disini. Ini artinya, antum telah membawa kebaikan bagi umat”, jelas Sayyid Hasan sambil menatap wajah Amir.
”Selain bersih dan nyaman, kegiatan yang antum lakukan juga membawa Pahala untuk antum sendiri. Apa yang antum kerjakan adalah Shadaqah antum untuk orang yang beribadah di Mushala ini”, lanjut Sayyid Hasan sembari menepuk pundak Amir.
Amir hanya diam mendengarkan nasehat gurunya.

”Dan yang lebih pentingnya lagi adalah, amanah yang antum telah penuhi selama 7 bulan ini, selain mulai memenuhi keinginan mu untuk menjadi lebih baik, juga tanpa antum sadari, antum telah mendapatkan pelajaran agama sekaligus, yaitu; Shabar, Tha’at, Istiqamah, Shalat, Shadaqah dan Pahala. Akan lebih indah lagi, bila antum lengkapi dengan Ikhlas dan Tawakal”, tutur Sayyid Hasan penuh waskita.
-*-

Shahabat,
Kisah diatas memberikan pencerahan kepada qt, bahwa apa saja kegiatan yang qt tekuni, apalagi kemanfa'atannya untuk orang banyak, maka selain membawa kebaikan pada umumnya, juga menambah bekal ibadah qt sendiri pada khususnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar