Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Minggu, 01 Juni 2014

TELITI SEBELUM BERTINDAK

Pagi itu, baru saja Jafar selesai melayani seorang pembeli, ketika dilihatnya 2 lembar uang Rp. 50.000,- tergeletak di atas lantai kios mainannya. Hatinya tercekat…, segera dipungutnya uang itu dan mencari siapa pemiliknya.
Setelah beberapa saat ia menengok ke kiri dan ke kanan, matanya pun tertuju pada seorang wanita bertubuh sintal, berpakaian muslimah dan berjilbab. Wanita itu tengah bergegas mengantarkan anak lelakinya ke sekolah dasar yang letaknya hanya 50 m dari kios milik Jafar.


Jafar lalu menghampiri dan bertanya, “Maaf Ibu, apakah uang ini milik Ibu?”.
“Bukan. Bang. Memang dimana uang itu Abang temukan?”, si Ibu balik bertanya.
”Barusan, di teras kios saya, Bu”, jelas Jafar. Ya, sudah Bu, terimakasih. Mungkin uang ini milik ibu yang tadi barusan berbelanja di kios saya”. Jafar pun berlalu dan kembali ke kiosnya.
“Eh, Bang. Tunggu dulu!”, teriak Ibu tadi tiba-tiba. “Sepertinya, aku kenal dengan ibu yang barusan berbelanja itu, rumahnya dekat dengan ku. Biar nanti aku yang berikan”.
”Oh, syukurlah kalau Ibu kenal dengan ibu itu, saya titipkan uang ini ya”, tukas Jafar sembari menyerahkan uang Rp. 100.000,- tadi kepada Ibu tersebut.
Ibu sintal itu pun berlalu, sementara Jafar kembali ke kiosnya dengan perasaan lega.

Sejenak kemudian, muncul seorang Ibu dengan wajah bingung dan bertanya pada Jafar, ”Abang, lihat uang Rp. 100.000,-, 2 lembar pecahan Rp. 50.000,-, ngga’?”.
” Lihat, Bu. Oh, itu uang Ibu. Saya telah titipkan kepada seorang ibu yang katanya tetangga Ibu”, ucap Jafar.
“Tetangga saya?”, tanya Ibu itu lagi. ”Tetangga saya yang mana ya?”.
”Barusan saja, saya titipkan. Mungkin ibu itu masih ada di sekolah, sebab tadi ia mau mengantarkan anaknya bersekolah”, jelas Jafar. ”Tapi Bang, sepertinya tidak ada tetangga saya yang anaknya bersekolah di SD itu”, sanggah si Ibu.
Agak terkejut dan tidak enak hati, Jafar lalu berkata, ”Kalau begitu, biar saya coba mencari ibu tadi, Ibu tunggu saja disini”.

Bergegas Jafar mencari ibu yang ia titipkan uang tadi, di sekolah dan sekitarnya. Tetapi, ia tidak menemukannya.
Dengan perasaan bersalah, Jafar kembali ke kios menemui ibu pemilik uang yang malang.
”Ibu, saya mohon maaf sebesar-besarnya, saya tidak berhasil menemukan ibu yang tadi mengaku tetangga ibu. Mungkin ia sudah pulang”, ucap Jafar dengan nada menyesal.
”Sudahlah bang, itu bukan salah Abang, tetapi kecerobohan saya. Walau saya juga kecewa telah kehilangan uang itu, tetapi saya berusaha mengikhlaskannya”, kata ibu malang itu. ”Mungkin uang itu bukan rizqi saya”.
-*-

Shahabat,
Kisah diatas memiliki beberapa pelajaran hikmah yang sangat berharga untuk qt:
1. Awalnya Ibu yang dititipkan uang itu jujur mengatakan uang itu bukan miliknya, namun sejenak kemudian ada rasa ingin memiliki uang tersebut. Maka ia pun berdalih.
2. Jangan mudah mempercayai seseorang, hanya dengan melihat penampilannya. Walau berpakain muslimah, bisa saja ia syaithan yang sedang menyamar.
3. Telitilah dalam mengambil keputusan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’anul Karim;
”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan TELITI, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(Al-Hujuraat [49]: 6)

4. Sebaiknya menanyakan identitas diri orang yang qt titipkan amanah, seperti; nama dan alamatnya.
5. Khusnudhan memang sungguh baik dan penuh pahala, walau kenyataannya sering mengecewakan.
6. Kehilangan yang di ikhlaskan penuh ketulusan, kelak menjadi pahala di sisi Allah sebagai ganjaran atas Shadaqah Lalai qt.

WALLAAHU TA’AALAA A’ALAM BISH SHAWAAB





Tidak ada komentar:

Posting Komentar