Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Minggu, 01 Juni 2014

KETEGARAN ATAS UJIAN

Sudah 2 tahun belakangan ini, kanker menggerogoti tubuh ini.
Berawal dari benjolan kecil sebesar biji kacang hijau, lambat laun semakin membesar, diiringi bermunculan benjolan-benjolan baru lainnya.

Aku berusaha tegar menghadapi ujian yang Allah amanahkan kepadaku, namun airmata tidak sanggup ku bendung kala sakit luarbiasa datang mendera.

Alhamdulillah tetap ku lantunkan, walau hanya menempati rumah kecil nan sederhana di desaku dengan didampingi anak-anak ku, aku berusaha untuk terus bersyukur.

Suamiku, telah lama meninggalkan aku..., pergi entah kemana. Ku hitung sudah 10 tahun, ia menghilang.

Hingga kini, di usia menjelang 50 tahun ini, aku terus berikhtiar dan tidak putus berdu’a, untuk kesembuhan penyakit ku ini.
Aku yaqin, akan firman Allah yang berbunyi;

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya...”
(Al-Baqarah [2]: 286a)

dan

“Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (du`a hamba-Nya)."
(Hud [11]: 61b )

serta

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdu`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”.
(Al-Mu`min [40]: 60)
-*-

Shahabat,
Jeritan ini, adalah kesungguhan, du’a dan semangat Ibu Ningsih, yang ia sampaikan kepada q, saat kami menjenguknya, 2 hari yang lalu.

Walau ia didera penyakit parah, tanpa didampingi suami dan ekonomi pas-pasan..., dari matanya, tetap q lihat binar ketegaran dan keyaqinannya kepada kuasa Allah yang senantiasa ia gumamkan dengan berbisik... “Alhamdulillah dan Subhanallah”.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar