KEAMPUHAN SYAHADAT
Sebagai orang Muslim, qt sangat mengenal Syahadat, sebagai
suatu ikrar atau ijab qobul seseorang pemeluk agama Islam. Sehingga siapapun
yang dengan sungguh-sungguh, sadar dan ikhlas mengucapkan Syahadat, maka ia
telah sah menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.
Selain sebagai ketentuan paling utama bagi seorang Muslim, Syahadat ternyata memiliki keampuhan luarbiasa lainnya. Pembuktian ini q alami sendiri dan tiga teman lainnya, ketika kami menyatakan diri bergabung dalam umat Rasulullah saw.
Ketika Nasrani, q adalah penggemar makanan B2(babi), rasanya tidak akan lahap bila tidak ada makanan yang satu itu. Setelah q muallaf, q diberi tahu, bahwa sebagai umat Muslim, haram hukumnya menyantap B2. Sehingga q berusaha mematuhinya, sampai saat ketika memasuki tiga bulan ke-muslim-an q.
Selain sebagai ketentuan paling utama bagi seorang Muslim, Syahadat ternyata memiliki keampuhan luarbiasa lainnya. Pembuktian ini q alami sendiri dan tiga teman lainnya, ketika kami menyatakan diri bergabung dalam umat Rasulullah saw.
Ketika Nasrani, q adalah penggemar makanan B2(babi), rasanya tidak akan lahap bila tidak ada makanan yang satu itu. Setelah q muallaf, q diberi tahu, bahwa sebagai umat Muslim, haram hukumnya menyantap B2. Sehingga q berusaha mematuhinya, sampai saat ketika memasuki tiga bulan ke-muslim-an q.
Pada saat itu seperti seorang wanita sedang hamil muda
yang mengidam, q ingin sekali menyantap makanan haram tersebut. Hasrat haram
itu meletup-letup tidak terkendali didalam diri.
Akhirnya kaki ini membawa q memasuki sebuah restauran Cina dikawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan. Lalu q memesan sepiring ’nasi campur’, masakan khas Cina, yang isinya bermacam olahan B2 seperti; sate, daging manis, ngohiang, dll. Bathin q mengatakan, ”Ya Allah, ampuni hambamu yang tak mampu menahan hasrat, hamba menyantap makanan haram ini untuk yang terakhir.”
Demikanlah q lalu menyantap makanan tersebut dan berusaha menikmatinya. Namun ketika akan memasuki suapan ketiga, mendadak q merasa mual dan pusing yang bukan main. Bergegas q kekamar mandi dan muntah. Semua yang baru q lahap tadi keluar dari mulut, semuanya tanpa tersisa, hingga tinggal air saja.
Akhirnya kaki ini membawa q memasuki sebuah restauran Cina dikawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan. Lalu q memesan sepiring ’nasi campur’, masakan khas Cina, yang isinya bermacam olahan B2 seperti; sate, daging manis, ngohiang, dll. Bathin q mengatakan, ”Ya Allah, ampuni hambamu yang tak mampu menahan hasrat, hamba menyantap makanan haram ini untuk yang terakhir.”
Demikanlah q lalu menyantap makanan tersebut dan berusaha menikmatinya. Namun ketika akan memasuki suapan ketiga, mendadak q merasa mual dan pusing yang bukan main. Bergegas q kekamar mandi dan muntah. Semua yang baru q lahap tadi keluar dari mulut, semuanya tanpa tersisa, hingga tinggal air saja.
Selesai muntah, badan q menjadi lemas, rasa mual dan
pusing tidak juga reda. Sadarlah q, bahwa Allah telah menjaga tubuh ini dari
sesuatu yang haram, yang jelas-jelas tidak boleh dilanggar. Q-pun kemudian
membayar makanan yang tidak lagi q sentuh itu, dan bergegas meninggalkan restauran
tersebut sambil terus berucap ”Astagfirullahal adhim” tiada henti.
Tidak jauh berbeda dengan pengalaman tiga teman q lainnya. Mereka-pun memiliki kisahnya masing-masing;
Tidak jauh berbeda dengan pengalaman tiga teman q lainnya. Mereka-pun memiliki kisahnya masing-masing;
1. Teman pertama, muntah ketika
menyantap B2 pada sebuah pesta pernikahan saudaranya, sebulan setelah
menyatakan dirinya memeluk Islam.
2. Teman kedua, muntah ketika mencoba
menikmati ’hamburger’ di sebuah cafe di California ,
seminggu setelah ikrar Muslimnya.
3. Sedang teman yang ketiga, jatuh
sakit, hingga di rawat, setelah menyantap ’B2 guling’ dalam pesta Natal dirumah
saudaranya, 5 bulan setelah Muallaf.
”Jagalah Syahadat-mu, karena ia akan menjagamu dari kekufuran”
(HR Abu Daud dan Tarmizi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar