Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Senin, 12 September 2011

KEAMPUHAN SYAHADAT


KEAMPUHAN SYAHADAT

Sebagai orang Muslim, qt sangat mengenal Syahadat, sebagai suatu ikrar atau ijab qobul seseorang pemeluk agama Islam. Sehingga siapapun yang dengan sungguh-sungguh, sadar dan ikhlas mengucapkan Syahadat, maka ia telah sah menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.

Selain sebagai ketentuan paling utama bagi seorang Muslim, Syahadat ternyata memiliki keampuhan luarbiasa lainnya. Pembuktian ini q alami sendiri dan tiga teman lainnya, ketika kami menyatakan diri bergabung dalam umat Rasulullah saw.

Ketika Nasrani, q adalah penggemar makanan B2(babi), rasanya tidak akan lahap bila tidak ada makanan yang satu itu. Setelah q muallaf, q diberi tahu, bahwa sebagai umat Muslim, haram hukumnya menyantap B2. Sehingga q berusaha mematuhinya, sampai saat ketika memasuki tiga bulan ke-muslim-an q.
Pada saat itu seperti seorang wanita sedang hamil muda yang mengidam, q ingin sekali menyantap makanan haram tersebut. Hasrat haram itu meletup-letup tidak terkendali didalam diri.

Akhirnya kaki ini membawa q memasuki sebuah restauran Cina dikawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan. Lalu q memesan sepiring ’nasi campur’, masakan khas Cina, yang isinya bermacam olahan B2 seperti; sate, daging manis, ngohiang, dll. Bathin q mengatakan, ”Ya Allah, ampuni hambamu yang tak mampu menahan hasrat, hamba menyantap makanan haram ini untuk yang terakhir.”

Demikanlah q lalu menyantap makanan tersebut dan berusaha menikmatinya. Namun ketika akan memasuki suapan ketiga, mendadak q merasa mual dan pusing yang bukan main. Bergegas q kekamar mandi dan muntah. Semua yang baru q lahap tadi keluar dari mulut, semuanya tanpa tersisa, hingga tinggal air saja.

Selesai muntah, badan q menjadi lemas, rasa mual dan pusing tidak juga reda. Sadarlah q, bahwa Allah telah menjaga tubuh ini dari sesuatu yang haram, yang jelas-jelas tidak boleh dilanggar. Q-pun kemudian membayar makanan yang tidak lagi q sentuh itu, dan bergegas meninggalkan restauran tersebut sambil terus berucap ”Astagfirullahal adhim” tiada henti.

Tidak jauh berbeda dengan pengalaman tiga teman q lainnya. Mereka-pun memiliki kisahnya masing-masing;
1.      Teman pertama, muntah ketika menyantap B2 pada sebuah pesta pernikahan saudaranya, sebulan setelah menyatakan dirinya memeluk Islam.
2.    Teman kedua, muntah ketika mencoba menikmati ’hamburger’ di sebuah cafe di California, seminggu setelah ikrar Muslimnya.
3.     Sedang teman yang ketiga, jatuh sakit, hingga di rawat, setelah menyantap ’B2 guling’ dalam pesta Natal dirumah saudaranya, 5 bulan setelah Muallaf.

Peristiwa-peristiwa tersebut membuat hati q bertanya-tanya, sehingga hal ini q cetuskan kepada seorang ulama yang kemudian menjadi guru Muhasabah-q. Beliau berkata, ”Itulah keampuhan Syahadat, setiap badan yang telah mengakui Allah adalah satu-satunya Illah yang wajib disembah dan Muhammad adalah sungguh utusan-Nya, maka Allah akan menjaga badan yang fitrah itu dari ke-haram-an.”




”Jagalah Syahadat-mu, karena ia akan menjagamu dari kekufuran” 
(HR Abu Daud dan Tarmizi)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar