Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Senin, 12 September 2011

DOSA YANG LUMRAH

Sahabat, ternyata dari sekian dosa yang qt buat, sadar atau tidak, diantaranya ada empat perbuatan yang tanpa disadari telah menjadi kebiasaan dan sangat sulit sekali di hilangkan. Saking sudah terbiasa, empat perbuatan tersebut seolah-olah telah menjadi lumrah. Parahnya, bila hal itu terjadi, qt sering mengatakan dengan mudahnya, “Maklum, namanya juga manusia”. ASTAGHFIRULLAAHAL ADHIIM… 


Berikut ini marilah qt lihat apa sajakah empat macam perbuatan kesalahan yang lumrah tersebut: 
1. KISAH SEPATU
       Sore yang naas itu, seorang aparat desa mendatangi tukang sol sepatu yang mangkal    dekat pasar. Sepatu kesayangannya perlu diperbaiki, karena jahitannya terbuka. Namun karena sudah terlalu sore, tukang sol sepatupun berniat menutup kiosnya.
”Sekarang sudah waktunya tutup. Besok pagi saja, bapak kembali lagi", kata tukang sol sepatu.
”Tapi bang, hanya ini yang saya miliki, lalu bagaimana saya berjalan bila tanpa sepatu”, kata aparat tersebut kebingungan.
”Kalau begitu bagaimana kalau bapak memakai sepatu saya dulu? Besok saya perbaiki sepatu bapak”, lanjut tukang sol.
”Apa! Memakai sepatumu? Kau anggap apa saya ini?", ujar aparat terkejut.
”MENGAPA BAPAK KEBERATAN MENGGUNAKAN SEPATU MILIK ORANG LAIN DI KAKI BAPAK, SEDANG DI HATI DAN DI KEPALA BAPAK, JUSTRU BAPAK DENGAN SENANG HATI MENGKRITIK MILIK ORANG LAIN?”, ujar tukang sol sepatu dengan tenang. 


2. KERTAS PUTIH


       Gadis adalah seorang perempuan muda yang cantik dan periang. Ia terkenal supel dalam pergaulan. Ia rajin dan patuh kepada orang tuanya. Namun ada satu sifat yang kurang disenangi orang tua dan teman-temannya. Ia gemar mencari kesalahan orang lain.
Sampai suatu hari, ketika Gadis sedang memasak didapur. Tiba-tiba ia menjerit kesakitan. Segeralah ayahnya menghampiri dan menanyakan keadaannya, karena pada saat itu, ibunya sedang ke pasar.
”Ada apa, nak? Kamu terluka?”, tanya ayahnya dengan cemas.
”Jariku teriris, waktu memotong bawang. Coba ibu jangan membeli pisau yang terlalu tajam, aku pasti tidak terluka”, kata Gadis sambil meringis menahan perih. Ayahnya hanya bisa menggeleng-geleng mendengar ucapan anaknya.

Setelah mengobati jari anaknya, ayah yang bijaksana ini mengambil selembar kertas putih dan berkata, ”Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini?”
”Itu hanya kertas putih”, jawab Gadis. Kemudian, ayahnya menoreh sebuah titik di atas kertas putih dengan tinta hitam.
"Nah, sekarang apa yang kamu lihat dari kertas putih ini?”
“Ada titik hitam di kertas putih itu.”
”Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih.”

”Itulah dirimu, BETAPA MUDAHNYA KAMU MELIHAT KESALAHAN ORANG, seperti kami orangtua-mu! Padahal masih banyak hal baik yang telah kami lakukan padamu”, tutur sang ayah sambil mengusap kepala Gadis.


3. MENTAL TIKUS


      Seekor tikus merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang dukun sakti untuk meminta tolong. Dukun pun memenuhi keinginannya dan mengubah si tikus menjadi seekor kucing.

Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan pada anjing. Kembali ia menemui dukun tadi, dan merubahnya menjadi seekor anjing.

Tak lama setelah menjadi anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa.
Sekali lagi dukun tersebut memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa.

Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi sang dukun, agar merubahnya menjadi pemburu. Namun kali ini permintaannya ditolak.
”SELAMA KAU MASIH BERMENTAL TIKUS, TIDAK PERDULI BAGAIMANA PUN BENTUK RUPAMU, kau tetaplah seekor tikus yang pengecut”, kata sang dukun tegas. 


4. KEBAIKAN YANG SALAH


       Suatu hari, Hafidz menemukan sebuah kepompong kupu-kupu dan membawanya pulang untuk melihatnya menetas. Dengan sabarnya ditunggu waktu metamorfosa binatang tersebut.

Hari yang ditunggupun tiba, Hafidz melihat ada celah yang muncul dari kepompong itu. Untuk beberapa saat kupu-kupu kecil itu berjuang, tapi sepertinya ia kesulitan untuk mengeluarkan badannya dari kepompong.

Menganggap ada sesuatu yang tidak beres, Hafidz menggunting sebagian kepompong yang tersisa. Kupu-kupu kecil kemudian keluar dengan mudahnya, badannya besar dan bengkak, sayapnya kecil dan kusut.

Hafidz berharap dalam beberapa jam lagi sayap kupu-kupu itu akan berkembang dan serangga cantik itu bisa terbang. Tetapi ternyata harapan tinggalah harapan. Kupu-kupu justru melata dan dengan susahnya ia harus menyeret tubuhnya yang bengkak dan sayap yang kusut.

Kepompong yang sempit dan perjuangan untuk keluar dari celah yang kecil adalah jalan yang Allah berikan kepada serangga tersebut, untuk mendorong proses cairan dari dalam tubuh untuk menguatkan sayap.
PENGGUNTINGAN YANG BERDASAR ‘BELAS KASIHAN’, JUSTRU MERUPAKAH PERBUATAN YANG KEJAM. 

Perjuangan keras memang dibutuhkan untuk meraih sesuatu yang di idam-idamkan.
KESIMPULAN 
Sahabat ke empat kisah diatas adalah sebagian contoh dari apa yang disebut “DOSA BIAS”. 
Dosa Bias adalah perbuatan-perbuatan qt yang jelas tidak benar, namun tanpa disadari telah menjadi kebiasaan sehingga menjadi lumrah atau biasa. 
Dari empat contoh kisah diatas, qt dapat melihat:
1. Lebih melihat kekurangan orang lain, dari diri sendiri.
2. Mudah menyalahkan orang lain, dan tidak mau berintrospeksi.
3. Menghalalkan segala cara untuk ketentraman sendiri.
4. Niat kebaikan yang dilandasi ”sok tahu” akhirnya menjadi musibah.

Semoga goresan ini dapat menambah kwalitas amal dan ibadah qt kepada Allah. Tidak hanya dalam bentuk ritual ibadahnya saja, tetapi juga dalam bentuk ibadah perilaku dalam kehidupan setiap hari. Memang kesempurnaan hanya milik Allah SWT, namun untuk menjadi lebih baik, tentu tidak ada salahnya-kan.




Bagi orang-orang yang berbuat baik, 
ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. 
Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. 
Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. 
(Yunus: 26)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar