Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatuhu wamaghfiraatuhu waridhwaanuh

Senin, 12 September 2011

MASIH ADA KERETA LAIN


Stasiun Kereta Api Pasar Minggu di suatu malam yang tengah diguyur hujan, ketika itu q sedang menunggu kereta api jurusan Bogor. Tidak berapa lama datang sebuah kereta jurusan Depok dan turunlah seorang wanita tua dan berjalan perlahan ke arah q. Setelah terdiam beberapa saat nenek itu berbicara kepada q, “Hujan dari tadi tidak reda juga ya? Semoga tidak lama lagi berhenti.” Q hanya membalasnya dengan senyum.

Terlintas dipikiran q, “Kenapa nenek ini masih berdiri disini, bukannya ia baru saja turun dari kereta, mengapa tidak segera pulang?” Q coba menanyakan keheranan ini kepadanya, “Maaf bu, ibu memang mau kemana?”
”Ke Pondok Cina, neng”, kata nenek itu sambil tersenyum.
"Loh, kenapa ibu sudah turun, ini masih stasiun Pasar Minggu?”, tanya q heran.

”Begini”, katanya terbata-bata. ”Tadi didalam kereta ada seorang pemuda cacat yang hanya memiliki sebelah kaki.
Tidak seorang-pun menawarkan tempat duduk untuknya. Melihat betapa susahnya dia untuk berdiri, saya jatuh iba. Dan saya tahu bahwa dia akan tidak enak hati, bila seorang wanita tua seperti saya berdiri untuknya. Karena itu saya berpura-pura sudah waktunya untuk turun ketika dia sedang berada di hadapan saya. Sehingga dia tidak merasa malu, dan bagi saya ... selalu masih ada kereta lain yang Allah sediakan untuk saya.

Kemuliaan hati nenek tersebut menyadarkan q, bahwa saat ini, semakin sedikit manusia yang mau berbuat tanpa pamrih dan penuh ketulusan pada sesamanya.




"... dan berbuat baiklah, 
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." 
(Al-Baqarah [2]: 195)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar